Selasa, 10 Juli 2012

Media Massa Internasional Membincang Keberanian Presiden Mursi Aktifkan Kembali Parlemen

Surat Kabar The New York Times AS. memberitakan bahwa dekrit Presiden Mesir, Dr. Mursi dengan mengaktifkan kembali palrlemen setelah dibubarkan oleh junta militer adalah keputusan berani dari seorang presiden, ini dalam rangka menguatkan kekuasaannya setelah sepuluh hari menjabat sebagai presiden Mesir.
Juntan militer membekukan parlemen berdasarkan keputusan MK yang melihat ketidak sesuaian sebagian sistem pemilu parlemen dengan konstitusi. Junta militer kemudian mengambil alih wewenang membuat undang-undang, selain juga membatasi wewenang presiden terpilih sehingga sebagian menyebut sebagai kudeta dari junta militer. Itu dilakukan guna membendung laju Ikhwanul Muslimin yang menguasai separuh kursi parlemen.
Surat kabar ini juga menyatakan bahwa dekrit presiden yang membatasi kerja parlemen sampai selesai pembuatan undang-undang baru tentang pemilu parlemen kemudian pelaksanaan pemilu parlemen baru selambat-lambatnya enam puluh hari setelah keputusan itu disepakati merupakan pengakuan presiden terhadap keputusan MK yang menganjurkan untuk diadakan pemilu parlemen baru.
Surat Kabar Washington Post menyatakan bahwa keputusan presiden mampu menjawab pertanyaan para pengamat yang menunggu bagaimana pemerintah bersikap di bawah hegemoni dewan tinggi militer yang juga mengklaim memiliki wewenang eksekutif.
Surat kabar Los Angles Times menyatakan bahwa dekrit presiden dikeluarkan dalam rangkan memenuhi janji-janji presiden memperbaiki kehidupan ekonomi, karena jika presiden tidak didukung kekuatan tinggi dan pemerintah, maka proyek kebangkitan yang selama ini dijanjikan tidak akan pernah terlaksana.
Koran Christian Science Monitor US. menyatakan tidak diketahui apakah keputusan presiden tersebut keluar dari keberhasilan lobi dengan dewan tinggi militer atau sebaliknya. Akan tetapi keputusan tersebut merupakan langkah berani guna menunjukkan hak preogratif presiden dan kekuasaannya, sehingga presiden Mursi lebih percaya diri. Pertanyaannya sekarang ini adalah; sampai kapan presiden mampu menghadapi kekuasaan dewan tinggi militer?
Surat Kabar Telegraph Inggris menyatakan bahwa keputusan presiden mengembalikan kekuasaan legislatif dari dewan tinggi militer yang mengklaim kewenangannya, kepada parlemen hasil pemilu.
Koran Financial Times memperingatkan upaya pihak militer untuk menentang presiden Mursi pasca dekrit yang dikeluarkannya dengan segala cara, karena presiden Mursi mendapatkan dukungan yang sangat luas baik di dalam maupun di luar negeri, lebih lagi sebentar lagi menteri luar negeri AS akan menemui presiden, begitu juga undangan presiden Obama kepada presiden Mursi untuk berkunjung ke AS pada September mendatang.

sumber: al-Ikhwan.net

Tidak ada komentar: