REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Amerika Serikat pada Jumat menyuarakan
penentangan terhadap rencana kunjungan Perdana Menteri Turki Recep
Tayyip Erdogan ke Gaza, dan menyebutnya sebagai langkah yang merusak
perdamaian dan keamanan di wilayah tersebut.
Juru bicara
Departemen Luar Negeri AS Victoria Nuland mengatakan bahwa Hamas, yang
merebut kekuasaan di Gaza pada tahun 2007, tetap "sebagai kekuatan
destabilisasi" di Jalur Gaza dan daerah lainnya. "Kami menentang
keterlibatan dengan Hamas," katanya kepada wartawan pada konferensi pers
reguler.
"Kunjungan semacam ini tidak kondusif untuk memajukan
upaya perdamaian dan keamanan di kawasan. Sebaliknya, kami mendesak
semua pihak untuk memainkan peran konstruktif dalam membawa para pihak
bersama-sama."
Erdogan seperti dikutip pada Jumat ia bermaksud
untuk mengunjungi Gaza dan akan menetapkan tanggal untuk perjalanan
dengan pemimpin Hamas. Dia juga menyambut baik kunjungan terakhir ke
Gaza oleh Emir Qatar Sheikh Hamad bin Khalifa al-Thani.
Perjalanan
Emir pada 23 Oktober, yang AS katakan tidak membantu, membuatnya
menjadi kepala negara pertama yang mengunjungi Gaza sejak 2007.
Nuland
mengatakan Washington akan melakukan percakapan dengan Turki, sekutu
NATO, untuk "mencoba mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang apa
yang dimaksud" dalam perjalanan yang direncanakan.
Gaza tetap di
bawah blokade Israel, dan serangan Israel terhadap sebuah kapal bantuan
Turki yang mencoba untuk mematahkan blokade pada tahun 2009 membuat
tegang hubungan antara Turki dan Israel. Serangan Israel tersebut
menewaskan sembilan aktivis Turki.
AS dan Israel memandang Hamas sebagai organisasi teroris.
Sumber: www.republika.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar